Management waktu antara sekolah, praktikum dan Organisasi
Hemmmnn…bagi kalian yang sering
kelabakan membagi waktu antara tugas-tugas perkuliahan, tugas praktek
maupun tugas sebagai pengurus organisasi wajib baca di bawah ini
niiih…^_^
MANAJEMEN WAKTU :
ANTARA KULIAH, PRAKTIKUM DAN ORGANISASI
Pada hari pertama LKMM 2009 bagi pengurus ORMAWA di UG, kemarin (3-6-09), ada pernyataan bahwa salah satu kesulitan yang di hadapi
para pengurus adalah menyeimbangkan antara kegiatan belajar dan
kegiatan ekstrakurikuler. Bagaimana mengatur waktu dan tenaga agar kedua
tugas tidak terbengkalai?
Menurut sistem kredit semester (SKS)
mahasiswa belajar setidaknya 2 jam di luar kelas untuk setiap jam
belajar kelas (bahkan ada universitas yang merekomendasikan lebih dari
dua jam lho!). jika seorang mahasiswa mengambil 18 SKS, yang berarti
kuliah di kelas 18 jam per minggu, maka mahasiswa tersebut harus belajar
sedikitnya 36 jam per minggu di luar kelas secara mandiri. Jadi,
mahasiswa tersebut harus merencanakan total jam belajar di kelas dan di
luar kelas sebanyak 54 jam per minggu. Nah, jika masih harus mengurus
organisasi tentu kita harus menyiasati, kapan waktu belajarnya?
Pertama-tama tentu kita harus mencatat
dulu aktivitas ekstra kurikuler termasuk hari kerja (jika bekerja),
pertemuan atau rapat organisasi, aktivitas sosisal, jadwal ke luar kota
(pulang kampung di akhir pecan atau liburan, misalnya), dan sejenisnya.
Mencatat aktivitas ekstra kurikuler memungkinkan kita mendapat gambaran
yang lebih akurat tentang seberapa penuh atau seberapa luang jadwal kita
selama satu semester. Hal ini tentu memungkinkan jika organisasi kita
juga mempunyai program kerja yang jelas.
Berikut adalah beberapa strategi yang mungkin bisa membantu membuat jadwal belajar menjadi efektif dan efisien.
Identifikasi waktu terbaik setiap harinya.
Apakah kita termasuk seorang “night
person” atau “morning person”? Gunakan kekuatan waktu tersebut untuk
belajar. Belajar pada waktu terbaik setiap harinya. Apakah itu pagi
(jika kita seorang “morning person”) atau malam hari (jika kita seorang
“night person”) memungkinkan kita menyelesaikan tugas dalam waktu yang
lebih singkat.
Belajar subyek yang sulit atau membosankan terlebih dahulu.
Dalam keadaan segar, informasi dapat
diproses lebih cepat sehingga lebih menghemat waktu. Alasan lainnya
adalah lebih mudah mendapatkan motivasi untuk mempelajari sesuatu yang
menyenangkan pada saat lelah daripada mempelajari subyek yang
membosankan.
Pastikan bahwa lingkungan sekitar kondusif untuk belajar.
Perpustakaan adalah tempat yang baik
untuk belajar karena satu-satunya yang bisa dilakukan di perpustakaan
adalah belajar. Tetapi jika perpustakaan tidak memungkinkan untuk
belajar (karena jam operasi yang terbatas, misalnya), carilah tempat
yang memang benar-benar jauh dari gangguan.
Jangan tinggalkan rekreasi dan hiburan.
Kuliah di perguruan tinggi tidak berarti
kita harus belajar sepanjang waktu. Kita harus tetap mempunyai kehidupan
social demi keseimbangan hidup kita. Jadi, tidak ada salahnya kita
menjadwalkan berkunjung dan mengobrol dengan teman atau mengerjakan hobi
yang lain, termasuk juga mengerjakan tugas sebagai pengurus organisasi.
Usahakan punya waktu tidur dan makan yang cukup dan berkualitas.
Tidur seringkali dianggap sebagai “bank”
dalam manajemen waktu. Maksudnya, setiap kali kita mendapat tugas yang
membutuhkan waktu cukup banyak, kita akan “mengambil” waktu tidur kita
untuk mengerjakan tugas. Hal ini jelas tidak efektif karena kita pasti
akan memerlukan waktu yang lebih banyak lagi untuk mengerjakan tugas
karena tubuh kelelahan sehingga kurang konsentrasi. Jadi kebutuhan tidur
kita haruslah tetap diperhatikan.
Manfaatkan waktu menunggu atau kombinasikan dua kegiatan.
Jika menggunakan transportasi umum untuk
pergi dan pulang dari kampus kita seringkali harus menuggu beberapa
menit bahkan beberapa jam di halte atau peron stasiun. Mengapa tidak
memanfaatkan waktu menunggu tersebut untuk membaca? Bawalah catatan atau
ringkasan kuliah kemana pun kita pergi dan baca setiap ada kesempatan
meski hanya satu paragraph.
Jika menggunakan kendaraan pribadi, mobil
misalnya, jangan membaca sambil mengemudi karena sangat berbahaya. Tapi
tidak berarti tidak nisa belajar selama perjalanan. Dengarkan saja
rekaman belajar kita sendiri dari kaset. Kita juga bisa mengerjakan soal
latihan atau menyalin catatan kuliah sambil menunggu rapat organisasi
dimulai.
by. Muhammad Suparman
No comments:
Post a Comment