Friday, November 1, 2013

Management waktu antara sekolah, praktikum dan Organisasi

Hemmmnn…bagi kalian yang sering kelabakan membagi waktu antara tugas-tugas perkuliahan, tugas praktek maupun tugas sebagai pengurus organisasi wajib baca di bawah ini niiih…^_^
MANAJEMEN WAKTU :
ANTARA KULIAH, PRAKTIKUM DAN ORGANISASI
Pada hari pertama LKMM 2009 bagi pengurus ORMAWA di UG, kemarin (3-6-09), ada pernyataan bahwa salah satu kesulitan yang di hadapi para pengurus adalah menyeimbangkan antara kegiatan belajar dan kegiatan ekstrakurikuler. Bagaimana mengatur waktu dan tenaga agar kedua tugas tidak terbengkalai?
Menurut sistem kredit semester (SKS) mahasiswa belajar setidaknya 2 jam di luar kelas untuk setiap jam belajar kelas (bahkan ada universitas yang merekomendasikan lebih dari dua jam lho!). jika seorang mahasiswa mengambil 18 SKS, yang berarti kuliah di kelas 18 jam per minggu, maka mahasiswa tersebut harus belajar sedikitnya 36 jam per minggu di luar kelas secara mandiri. Jadi, mahasiswa tersebut harus merencanakan total jam belajar di kelas dan di luar kelas sebanyak 54 jam per minggu. Nah, jika masih harus mengurus organisasi tentu kita harus menyiasati, kapan waktu belajarnya?
Pertama-tama tentu kita harus mencatat dulu aktivitas ekstra kurikuler termasuk hari kerja (jika bekerja), pertemuan atau rapat organisasi, aktivitas sosisal, jadwal ke luar kota (pulang kampung di akhir pecan atau liburan, misalnya), dan sejenisnya. Mencatat aktivitas ekstra kurikuler memungkinkan kita mendapat gambaran yang lebih akurat tentang seberapa penuh atau seberapa luang jadwal kita selama satu semester. Hal ini tentu memungkinkan jika organisasi kita juga mempunyai program kerja yang jelas.
Berikut adalah beberapa strategi yang mungkin bisa membantu membuat jadwal belajar menjadi efektif dan efisien.

Identifikasi waktu terbaik setiap harinya.

      Apakah kita termasuk seorang “night person” atau “morning person”? Gunakan kekuatan waktu tersebut untuk belajar. Belajar pada waktu terbaik setiap harinya. Apakah itu pagi (jika kita seorang “morning person”) atau malam hari  (jika kita seorang “night person”) memungkinkan kita menyelesaikan tugas dalam waktu yang lebih singkat.

Belajar subyek yang sulit atau membosankan terlebih dahulu.
          
         Dalam keadaan segar, informasi dapat diproses lebih cepat sehingga lebih menghemat waktu. Alasan  lainnya adalah lebih mudah mendapatkan motivasi untuk mempelajari sesuatu yang menyenangkan pada saat lelah daripada mempelajari subyek yang membosankan.

Pastikan bahwa lingkungan sekitar kondusif untuk belajar.

     Perpustakaan adalah tempat yang baik untuk belajar karena satu-satunya yang bisa dilakukan di perpustakaan adalah belajar. Tetapi jika perpustakaan tidak memungkinkan untuk belajar (karena jam operasi yang terbatas, misalnya), carilah tempat yang memang benar-benar jauh dari gangguan.

Jangan tinggalkan rekreasi dan hiburan.

       Kuliah di perguruan tinggi tidak berarti kita harus belajar sepanjang waktu. Kita harus tetap mempunyai kehidupan social demi keseimbangan hidup kita. Jadi, tidak ada salahnya kita menjadwalkan berkunjung dan mengobrol dengan teman atau mengerjakan hobi yang lain, termasuk juga mengerjakan tugas sebagai pengurus organisasi.
Usahakan punya waktu tidur dan makan yang cukup dan berkualitas.
Tidur seringkali dianggap sebagai “bank” dalam manajemen waktu. Maksudnya, setiap kali kita mendapat tugas yang membutuhkan waktu cukup banyak, kita akan “mengambil” waktu tidur kita untuk mengerjakan tugas. Hal ini jelas tidak efektif karena kita pasti akan memerlukan waktu yang lebih banyak lagi untuk mengerjakan tugas karena tubuh kelelahan sehingga kurang konsentrasi. Jadi kebutuhan tidur kita haruslah tetap diperhatikan.
 

      Manfaatkan waktu menunggu atau kombinasikan dua kegiatan.

      Jika menggunakan transportasi umum untuk pergi dan pulang dari kampus kita seringkali harus menuggu beberapa menit bahkan beberapa jam di halte atau peron stasiun. Mengapa tidak memanfaatkan waktu menunggu tersebut untuk membaca? Bawalah catatan atau ringkasan kuliah kemana pun kita pergi dan baca setiap ada kesempatan meski hanya satu paragraph.
Jika menggunakan kendaraan pribadi, mobil misalnya, jangan membaca sambil mengemudi karena sangat berbahaya. Tapi tidak berarti tidak nisa belajar selama perjalanan. Dengarkan saja rekaman belajar kita sendiri dari kaset. Kita juga bisa mengerjakan soal latihan atau menyalin catatan kuliah sambil menunggu rapat organisasi dimulai.

by. Muhammad Suparman

No comments:

Post a Comment