Saturday, November 30, 2013

elastisitas harga permintaan

elastisitas harga permintaan



) berubah ketika harganya berubah. Elastisitas permintaan ditunjukkan dalam bentuk prosentase perubahan atas kuantitas yang diminta sebagai akibat dari satu persen perubahan harga.
Koefisien Elastisitas Permintaan
Perhitungan koefisien elastisitas permintaan dengan menggunakan metode mid point adalah sebagai berikut :
Ed = % perubahan kuantitas diminta / % perubahan harga,
atau  
Keterangan :
ED = Elastisitas permintaan
Q2 = Kuantitas permintaan setelah perubahan
Q1 = Kuantitas permintaan awal
P2 = Harga setelah perubahan
P1 = Harga awal
Dalam perhitungan koefisien elastisitas ini, angka minus tidak perlu ditulis karena kita telah mengetahui bahwa antara harga dan permintaan berslope negatif. Artinya, kenaikan harga akan menurunkan permintaan, dan sebaliknya (hukum permintaan).
Contoh : Apabila harga es krim naik dari $2 menjadi $2,2 dan jumlah pembelian turun dari 10 batang menjadi 8 batang, maka elastsitas permintaan dihitung sebagai berikut : 
Koefisien sebesar 2,32 menunjukkan bahwa perubahan harga sebesar 1 persen akan menimbulkan perubahan permintaan sebesar 2,32 %. Elastisitas permintaan memiliki hubungan negatif (arahnya berbalikan), yaitu ketika harga naik permintaan akan turun, vice versa.
Jenis-jenis Elastisitas Permintaan
Ada lima jenis elastisitas permintaan :
  1. Permintaan tidak elastis sempurna : elastisitas = 0. Perubahan harga tidak mempengaruhi jumlah yang diminta. Dengan demikian, kurvanya berbentuk vertikal. Kurva berbentuk vertikal ini berarti bahwa berapapun harga yang ditawarkan, kuantitas barang/jasa tetap tidak berubah. Contoh barang yang permintaannya tidak elastis sempurna adalah tanah (meskipun harganya naik terus, kuantitas yang tersedia tetap terbatas), lukisan milik pelukis yang telah meninggal (berapapun harga yang ditawar atas lukisan, pelukis tersebut tidak akan mampu menambah kuantitas lukisannya), dan contoh lainnya yang sejenis.
  2. Permintaan tidak elastis : elastisitas < 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan < dari prosentase perubahan harga. Contoh permintaan tidak elastis ini dapat dilihat diantaranya pada produk kebutuhan. Misalnya beras, meskipun harganya naik, orang akan tetap membutuhkan konsumsi beras sebagai makanan pokok. Karenanya, meskipun mungkin dapat dihemat penggunaannya, namun cenderung tidakakan sebesar kenaikan harga yang terjadi. Sebaliknya pula, jika harga beras turun konsumen tidak akan menambah konsumsinya sebesar penurunan harga. Ini karena konsumsi beras memiliki keterbatasan (misalnya rasa kenyang). Contoh lainnya yang sejenis adalah bensin. Jika harga bensin naik, tingkat penurunan penggunaannya biasanya tidak sebesar tingkat kenaikan harganya. Ini karena kita tetap membutuhkan bensin untuk bepergian. Sama halnya, ketika harganya turun, kita juga tidak mungkin bepergian terus menerus demi menikmati penurunan harga tersebut. Karakteristik produk yang seperti ini mengakibatkan permintaan menjadi tidak elastis.
  3. Permintaan uniter elastis : elastisitas = 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan = prosentase perubahan harga. Contoh produk yang elastisitasnya uniter tidak dapat disebutkan secara spesifik. Jenis permintaan ini sebenarnya lebih sebagai pembatas antara permintaan elastis dan tidak elastis, sehingga belum tentu ada produk yang dapat dikatakan memiliki permintaan uniter elastis.
  4. Permintaan elastis : elastisitas > 1. Prosentase perubahan kuantitas permintaan > prosentase perubahan harga. Ini sering terjadi pada produk yang mudah dicari substitusinya. Misalnya saja pakaian, makanan ringan, dan lain sebagainya. Ketika harganya naik, konsumen akan dengan mudah menemukan barang penggantinya.
  5. Permintaan elastis sempurna : elastisitas tak terhingga. Dimana pada suatu harga tertentu pasar sanggup membeli semua barang yang ada di pasar. Namun, kenaikan harga sedikit saja akan menjatuhkan permintaan menjadi 0. Dengan demikian, kurvanya berbentuk horisontal. Contoh produk yang permintaannya bersifat tidak elastis sempurna diantaranya barang/jasa yang bersifat komoditi, yaitu barang/jasa yang memiliki karakteristik dan fungsi sama meskipun dijual di tempat yang berbeda atau diproduksi oleh produsen yang berbeda. Dengan demikian, secara nalar barang/jasa tersebut seharusnya memiliki harga yang sama pula. Misalnya saja paperclip dan pen tinta biasa (seperti pen merek S dan P yang rata-rata berharga 1000-1500). Jika kita pergi ke supermarket untuk membeli paperclip, misalnya, kita cenderung tidak akan memperhatikan perbedaan merek. Satu-satunya yang sering kita jadikan bahan perbandingan adalah harga, dimana kita akan membeli paperclip yang harganya paling murah (atau pada harga rata-rata yang diterima pasar). Akibatnya, bagi perusahaan yang menjual paperclip diatas harga rata-rata, permintaan akan barangnya akan turun ke nol. Ini karena semua paperclip, meskipun harganya berbeda-beda, memberikan fungsi yang sama.
Faktor Penentu Elastisitas Permintaan
Ada empat faktor utama dalam menentukan elastisitas permintaan :
1. Produk substitusi.
Semakin banyak produk pengganti (substitusi), permintaan akan semakin elastis. Hal ini dikarenakan konsumen dapat dengan mudah berpindah ke produk substitusi jika terjadi kenaikan harga, sehingga permintaan akan produk akan sangat sensitif terhadap perubahan harga.
2. Prosentase pendapatan yang dibelanjakan.
Semakin tinggi bagian pendapatan yang digunakan untuk membelanjakan produk tersebut, maka permintaan semakin elastis. Produk yang harganya mahal akan membebani konsumen ketika harganya naik, sehingga konsumen akan mengurangi permintaannya. Sebaliknya pada produk yang harganya murah.
3. Produk mewah versus kebutuhan.
Permintaan akan produk kebutuhan cenderung tidak elastis, dimana konsumen sangat membutuhkan produk tersebut dan mungkin sulit mencari substitusinya. Akibatnya, kenaikan harga cenderung tidak menurunkan permintaan. Sebaliknya, permintaan akan produk mewah cenderung elastis, dimana barang mewah bukanlah sebuah kebutuhan dan substitusinya lebih mudah dicari. Akibatnya, kenaikan harga akan menurunkan permintaan.
4. Jangka waktu permintaan dianalisis.
Semakin lama jangka waktu permintaan dianalisis, semakin elastis permintaan akan suatu produk. Dalam jangka pendek, kenaikan harga yang terjadi di pasar mungkin belum disadari oleh konsumen, sehingga mereka tetap membeli produk yang biasa dikonsumsi. Dalam jangka panjang, konsumen telah menyadari kenaikan harga, sehingga mereka akan pindah ke produk substitusi yang tersedia. Selain itu, dalam jangka panjang kualitas dan desain produk juga berubah, sehingga lebih mudah menyebabkan konsumen pindah ke produk lain.
Elastisitas dan Total Penerimaan (penjual/produsen)
Elastisitas permintaan mempengaruhi total penerimaan yang diterima oleh penjual ataupun produsen. Hubungan keduanya adalah sebagai berikut :
1. Permintaan tidak elastis sempurna (= 0), perubahan harga tidak mempengaruhi kuantitas yang diminta atas barang. Dengan demikian, kenaikan harga akan meningkatkan total penerimaan, vice versa.
2. Permintaan tidak elastis (< 1), prosentase perubahan kuantitas yang diminta < dari prosentase perubahan harga. Oleh karena itu, kenaikan harga akan meningkatkan total penerimaan penjual/produsen, vice versa.
3. Permintaan uniter elastis (= 1), prosentase perubahan kuantitas = prosentase perubahan harga. Dengan demikian, tidak ada pengaruh terhadap total penerimaan.
4. Permintaan elastis (> 1), prosentase perubahan kuantitas yang diminta > dari prosentase perubahan harga. Oleh karenanya, kenaikan harga akan menurunkan total penerimaan penjual/produsen, vice versa.
5. Permintaan elastis sempurna (tak terhingga), kenaikan harga akan menyebabkan permintaan turun jadi 0. Oleh karenanya, kenaikan harga sekecil apapun akan menghilangkan total penerimaan. Sementara penurunan harga akan menurunkan total penerimaan.
Pembuktian akan hubungan antara hubungan antara elastisitas dan total penerimaan ini dapat disimulasikan sendiri dengan menentukan koefisien elastisitas sebuah produk.
Elastisitas Permintaan Silang
Elastisitas permintaan silang mengukur bagaimana perubahan kuantitas yang diminta atas sebuah produk mempengaruhi harga produk lainnya. Perhitungannya adalah sebagai berikut :

Keterangan :
EA,B = elastisitas silang antara produk A dan B
P1B = harga awal produk B
P2B = harga produk B setelah perubahan
ΔQA = kenaikan permintaan produk A
Q1A = kuantitas permintaan awal produk A
Q2A = kuantitas permintaan produk A setelah harga produk B berubah
ΔPB = kenaikan harga produk B
Elastisitas silang berhubungan dengan karakteristik kedua produk, yaitu :
1. Produk substitusi.
Elastisitas permintaan silang adalah positif, dimana kenaikan harga produk A akan menaikkan permintaan atas produk B. Contoh produk substitusi : minyak tanah dan kayu bakar, makanan ringan yang tersedia dalam berbagai merek, beras berkualitas sama mereak A dan B, dan lain sebagainya.
2. Produk komplementer.
Elastisitas permintaan silang adalah negatif , dimana kenaikan harga produk A akan menurunkan permintaan produk B, vice versa. Contoh produk komplementer misalnya bensin dan mobil (mobil tidak dapat digunakan tanpa bensin). Jika harga bensin naik, permintaan akan mobil akan cenderung turun.
Elastisitas Permintaan Pendapatan (pembeli/konsumen)
Elastisitas permintaan pendapatan (elastisitas pendapatan) mengukur bagaimana kuantitas permintaan merespon terhadap perubahan pendapatan pembeli. Rumus perhitungannya adalah :
Elastisitas pendapatan = % perubahan kuantitas diminta / % perubahan pendapatan
Elastisitas pendapatan ditentukan oleh jenis produk, yaitu :
1. Produk normal.
Elastisitas pendapatan adalah positif. Misalnya, permintaan akan produk normal akan meningkat jika pendapatan meningkat. Contoh ekstrimnya adalah beras, dapat digantikan dengan ubi sebagai produk inferiornya.
2. Produk inferior.
Elastisitas pendapatan adalah negatif. Misalnya, permintaan akan produk inferior akan menurun jika pendapatan meningkat.
B. Elastisitas Harga Penawaran
Elastisitas harga penawaran mengukur seberapa banyak penawaran barang dan jasa berubah ketika harganya berubah. Elastistas harga ditunjukkan dalam bentuk prosentase perubahan atas kuantitas yang ditawarkan sebagai akibat dari satu persen perubahan harga.
Koefisien Elastisitas Penawaran
Perhitungan koefisien elastisitas permintaan dengan menggunakan metode mid point adalah sebagai berikut :
Es = % perubahan kuantitas penawaran / % perubahan harga,
atau
Keterangan :
ES = Elastisitas penawaran
Q2 = Kuantitas penawaran setelah perubahan
Q1 = Kuantitas penawaran awal
P2 = Harga setelah perubahan
P1 = Harga awal
Jenis-jenis Elastisitas Penawaran
Ada lima jenis elastisitas penawaran :
  1. Penawaran tidak elastis sempurna : elastisitas = 0. Penawaran tidak dapat ditambah pada tingkat harga berapapun, sehingga kurva penawaran (S) akan terlihat vertikal.
  2. Penawaran tidak elastis : elastisitas < 1. Perubahan penawaran lebih kecil dari perubahan harga, artinya perubahan harga mengakibatkan perubahan yang relatif kecil terhadap penawaran.
  3. Penawaran uniter elastis : elastisitas = 1. Perubahan penawaran sama dengan perubahan harga.
  4. Penawaran elastis : elastisitas > 1. Perubahan penawaran lebih besar dari perubahan harga, artinya perubahan harga mengakibatkan perubahan yang relatif besar terhadap penawaran.
  5. Penawaran elastis sempurna : elastisitas tak terhingga. Perusahaan dapat menyuplai berarapun kebutuhan pada satu tingkat harga tertentu. Perusahaan mampu menyuplai pada biaya per unit konstan dan tidak ada limit kapasitas produksi.
Faktor Penentu Elastisitas Penawaran
Ada dua faktor yang sangat penting dalam menentukan elastisitas penawaran, yaitu :
1. Kemampuan penjual/produsen merubah jumlah produksi.
Ini berkaitan dengan biaya dan kapasitas produksi. Penawaran akan cenderung tidak elastis apabila salah satu dari hal-hal berikut terjadi :
- Biaya produksi untuk menaikkan jumlah penawaran besar. Misalnya jika produksi saat ini telah mencapai skala ekonomis dan biaya rata-rata minimal, maka penambahan satu unit produksi akan menambah biaya rata-rata dan mengakibatkan produksi berada dalam skala tidak ekonomis.
- Atau kapasitas produksi telah terpakai penuh, sehingga penambahan kapasitas akan memerlukan pabrik/mesin baru, misalnya, yang membutuhkan investasi besar.
Sementara penawaran akan cenderung elastis jika yang terjadi adalah sebaliknya.
2. Jangka waktu analisis.
Pengaruh waktu analisis terhadap elastisitas penawaran dibedakan menjadi tiga :
- Jangka waktu yang sangat singkat. Pada jangka waktu yang sangat singkat, penjual/produsen tidak dapat menambah penawarannya, sehingga penawaran menjadi tidak elastis sempurna.
- Jangka pendek. Kapasitas produksi tidak dapat ditambah dalam jangka pendek, namun perusahaan masih dapat menaikkan produksi dengan kapasitas yang tersedia dengan memanfaatkan faktor-faktor produksi yang ada. Hasilnya, penawaran dapat dinaikkan dalam prosentase yang relatif kecil, sehingga penawaran tidak elastis.
- Jangka panjang. Produksi dan jumlah penawaran barang lebih mudah dinaikkan dalam jangka panjang, sehingga penawaran lebih bersifat elastis.
3. Stok persediaan.
Semakin besar persediaan, semakin elastis persediaan. Ini karena produsen dapat segera memenuhi kenaikan permintaan dengan persediaan yang ada.
4. Kemudahan substitusi faktor produksi/input.
Semakin tinggi mobilitas mesin (atau kapital lainnya) dan tenaga kerja, semakin elastis penawaran. Semakin elastis mobilitas kapital dan tenaga kerja, semakin mudah produsen memenuhi perubahan permintaan yang terjadi. Ini karena kapital dan tenaga kerja ebih fleksibel, sehingga dapat ditambah atau dikurangi sewaktu-waktu

DAYE NYAKAH UHANG

“DAYE NYAKAH UHANG”  

 
Dahulu kala didaerah bindu tepatnya dipinggiran sungai rambang terdapat sebuah dusun kecil atau yang disebut dengan talang bindu. Disana tinggalah seorang janda bernama runai ,ia tinggal bersama de
ngan satu orang anaknya yaitu tiung bangu.beberapa hari ini penduduk talang bindu sedang khawatir akan kedatangan Daye yang katanya singgah ditepi sungai rambang Hulu.daye sendiri merupakan manusia yang senang memakan daging manusia sendiri (Kanibal) mereka datang dari daerah komering untuk mencari tempat manusia.
Adegan I
Suatu sore disebuah pondok yang agak tua jauh dari pemukiman warga, tampak seorang anak gadis sedang bermain-main,sedang diatas pondok tersebut seorang wanita setengah tua sedang menampi beras.
Jande Runai        : “Tiung,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,berentilah behusek dibawah pundok,naeklah ka’gi ade daye “
(teriak jande runai sambil terus menampih beras)
Tiung Bangu       : “ao,umak,,,ka’gi aku naek,aku dang nyakahi buhak karumuntengku tadi titek”
                                   (pura-pura mencari buah )
Jande Runai        : “kele cakahilah jangan lame-lame,umak nak nutop panggong”
Tiung Banu          :”ao,ao …..dagde kan lame,ala pule umak ni laju dek jadi gale aku ni ke pingen behusek,aku ni   juge nak nginak bujang-bujang parak ini kalu bai ade yang belagak”
Jande Runai        : (turun dari pondok ) “Tiung,,,,,naeklah ga’gi umak lenget dengan,,deg ilok petang-petang kemibang dek tekeruan “
Tiung Banu          : “ao,,Damenye…” (berlari dan masuk kedalam pondok)
*Tak lama datanglah seorang wanita separuh baya,ia tampak ketakutan. Wanita itu adalah tetangga
runai yang baru pulang dari menangguk di sungai rambang.
Biun’nai                : “ibong,,,ibong…………”(berteriak)
Jande Runai        : “Ngape bong,,,,? (heran melihat biun’nai berlari-lari)
Biun’nai                : “ oy bong tadi pas aku baleg nei nanggok aku tekinak keuhang mawe parang sambel makan dageng pahe,enta lok pahe manusie,nah bong pacaknye daye la keduson “
Jande Runai        :”bebenah bai bong,ay kan lok mane atu,damenye baleglah bong bekuncilah dihuma ,men ade wang ngenggau dek usah dikeluahi.
Biun’nai                : “ao bong ,damenye aku kan baleg dulu,”(pergi meninggalkan jande Runai)
Jande Runai pun cepat-cepat masuk kedalam pondok dan mengunci pondok.
Adegan II
     Didalam hutan tampak dua orang laki-laki dan satu perempuan yang  sedang membawa parang.
Daye I                   : “nah pedie loknye ade embau manusie,kalu disini ade duson uhang,payo kite cakahi “
Daye II                  : “ao..aku la lapah nian ani,men pacak kite bule yang gades ,engke kite buat hebossan dagengnye”
Daye III                 : “Baseng dengan nak dibuat pedie,men aku kepingen munohnye bai…”
Daye II                  : “aii ao dengan ga’gi kuajong munohnye,aku kepingen makannnye bai,,,hahahahahh”
                                (tertawa keras)
Daye I                   : “cuka dengan kina’I disane,ade pundok uhang,kite nyamar jadi manusie biase engke aku icak-icak jadi uhang tersesat”
Daye III                 : “payo…..”
Dua orang Daye tadi berjalan menuju pondok tua tersebut.
Adegan III
Didalam pondok ,tampak Jande runai sedang makan dengan anaknya tiung banu.
Tiung Banu          : “mak,,,aku maso tangan keluah dulu”
Jande Runai        : “ao lajulah,tapi Jangan lame ige ,engke bebasoh bai di parak tangge,jangan enggau misal ade uhang lalu”
Tiung Banu          : “ao,mak” (pergi meninggalkan ibunya)
Tiung banu kemudian menuju ketangga untuk mencuci tangan tiba-tiba dilihatnya ada sekelompok
orang  sedang berjalan kearah rumahnya.
Tiung Banu          : “Oyyyyy,pedengan pedie gawi” (teriak tiung)
Daye I,II,dan III : “Kami ni dang kelapahan” (memelas)
Tiung Banu          : “Kesini bai ,aku ngan umakku kebetolan dang makan
Daye I,II,dan III : “Ao ga’gikami kesane”
Tiung banu kembali kedalam pondok menemui ibunya.
   Tiung Banu         : “ Umak tadi aku ngenggau uhang nak marak kehuma kite” ( tersenyum kearah ibunnya)
   Jande Runai       : “ngape dengan enggau nakkk, atu daye kagi kite dijengoknye “ (khawatir mendengar cerita anaknya )
   Tiung Banu         : “ Aiii dagde umak, aku dagde percaye ngan tan lok atu ,atu tu pemuhong” 
   Jande Runai       : “lawang panggong dengan tutop degde ?”
   Tiung Banu         : “ deg ade mak,nengkala engke uhang pacak masok.”
  
Tiba-tiba terdengar suara pintu didorong , Jande tiung cepat-cepat menarik anaknya untuk bersembunyi.
  Daye I                    : “oyyy sape didalam panggong ini ? “ (teriak daye keras)
  Daye II                   : “ao,keluahlah pedengan kami ni wang baek”
  Daye III                 : “Tulong kami kelapahan” (suara menghiba )
Sementara itu Jande Runai dan tiung Banu bersembunyi.
Jande Runai          : “Diam-diam nak ,atu tu Daye nag munoh kite “ (bisik Jande Runai kepada anaknya)
Tiung Banu            : “deg ade umak,atu wang baek dengah die minte tulong”
Jande Runai          : “jangan Dienggau nak atu cak-caknye die tu “
Tiung Banu            :  “oyyyy kami ade disini…!!!.” ( berteriak keras )
Jande runai           :  “jangan dipanggel nak ,kagi kite dibunohnye….
Daye I                      : “hahahahaha,,,,(tertawa) keluahlah pedengan,kami ni wang baek….
Daye II                     : “Aoo,Gancanglah keluah kami ni nag numpang makan,,,,
Tiung Banu            : “Oiii daye kami disini” (berteriak)
Daye pun cepat-cepat pergi kearah suara Tiung Banu, sedangkan Jande Runai menarik tangan anaknya namun
Tiung banu melepaskan pegangan ibunya dan berlari menemui daye.  kemudian daye menangkap tiung banu.
Pada saat itu Tiung banu baru menyadari bahwa apa yang dikatakan ibunya benar.
Tiung Banu            : “umak,umak,umak…………………..tulong aku mak,maafkan tiung mak” (menangis)
Akhirnya Tiung dibawa oleh tiga orang daye ke hutan .
Adegan IV
         Sementara itu Jande Runai menangis kebingungan karena kehilangan anak semata wayangnya,tak lama
Datang Biun’nai.
Biun’nai                  : “ngape bong dengan lok nanges, ade hal pedie ?”
Jande Runai          : “ aii,bong aii ternyate tan dikatekan ibong baleg nei nanggok petang tadi adenian”
Biun’nai                  : “aii bong pedie hal abak ibong becerite tentang daye,kemane tiung bong ? “
Jande Runai          : (menangis) oii atulah bong tan aku sedengkan,tiung la diambek le daye awaknye la kukatekan tulah kedie tu”
Biun’nai                  : “Makmane pule bong pacak lenget anak ? (menyentak) cakkenye la kuumongkan mon petang tutoppi lah duahe,”
Jande Runai          : “Aii ao bong la laku tutop duahe, tapi tiung ini yang deg galak nuhot “
Biun’nai                  : “ude damenye bong , kite cakahi ngan wang duson ,dang lok ini kepanggongku bai “
Jande Runai          : “Ao damenye bong”
Sementara itu Tiung banu diikat oleh daye,  para daye sedang bersiap untukmelakukan ritual sebelum
membunuh Mangsanya.
Daye I                      : “Sebelom kite makan dageng wang ini, kite minte ijen keninek penunggu utan ini”
Daye II                     :  “ Payo damennye  mpai ga’gi kite kerambang ngasah parang”
Daye III                   : ” tapi ati-ati ngan buloh parak ini ga’gi ade wang muat api ngan buloh n”
Neng ngeraneng ade budak lalu tadi bekalung renek mancang seni kuambek ape degde kuamborkan segalenye 3x . inilah uhangnye.Datanglah !! datanglah !!
Para daye pun tertawa puas karena sudah melakukan ritual minta izin kepada penunggu hutan itu. Para daye pun pergi sebentar untuk mengasah parang disungai rambang,sedangkan tiung banu ditinggalkan sendirian dihutan dengan posisi diikat. Saat itu Tiung banu melihat seekor elang lewat ia menyanyi sebuah lagu :
Tiung Banu          : “Lang seka,Elang segongong bawe aku ke kebon bunge ga’gi ku upah jago sikok”
Pada saat itu Jande Runai dengan Biun’nai bersama warga dusun sedang mencari tiung banu mendengar tiung bernyanyi.
Jande Runai        : “Pedie lok  suahe Tiung?”
Biun’nai                : “Dimane bong??”
Jande Runai        : “Diarah kesitu bong payo kite jengok”
Biun’nai                : “Payo damennye “
Akhirnya Jande Runai bertemu dengan Tiung banu , jande runai membuka ikatan ditangan tiung banu ,mereka pun berpelukan melepas rindu ,Tiba-tiba datang daye yang baru pulang dari sungai.
Daye      I               : “Lepaskan tangkapanku” (marah)
Jande Runai        : “ jangan ganggu anakku,”
Daye II                  : “Balekkanlah tangkapanku kidaknye pedengan kubunoh ?
Daye III                 : “ Ao kami bunoh pedengan  ?”
Tiba-tiba saat daye ingin mengkapakkan parangnya kearah Tiung Banu,datanglah petir yang amat dahsyat dan menyambar para daye dan  membuat para daye meninggal.semenjak itu tidak ada lagi daye yang berani mengganggu masyarakat rambang ,dan kemudian hari tempat daye bersembunyi disebut “REBAN KUCING” yang letaknya berada dipinggir sungai rambang.
PESAN:
“Jangan pernah membantah nasihat orang tua karena orang tua adalah orang yang sangat paham tentang dirimu dan jangan lupa jika orang tua adalah orang yang pertama sangat menyayangimu”
Thanks to mother and father.

Masuknya Agama Hindu ke Indonesia


Masuknya Agama Hindu ke Indonesia


Masuknya Agama Hindu ke Indonesia merupakan masa yang sangat panjang. Agama Hindu yang merupakan Agama yang muncul di daratan India, masuk ke Indonesia melalui beberapa cara. Menurut sejarah, Masuknya Agama Hindu ke Indonesia tidak lepas dari aktivitas dagang antara pedagang India dan Pedagang-pedagang di nusantara. Tetapi jika kita hanya menganut satu teori ini, kita tidak akan bisa mempelajari lebih jauh tentang sejarah masuknya agama Hindu di Indonesia.
Di bawah ini akan di jelaskan secara luas tentang masuknya Agama Hindu ke Indonesia menurut beberapa versi.
Masuknya Agama Hindu ke Indonesia menurut catatan Sejarah
Menurut catatan sejarah, masuknya Agama Hindu ke Indonesia diperkirakan sekitar awal abad ke-IV. Ini ditandai dengan berdirinya kerajaraan Kutai dan Tarumanegara yang bercorak Hindu. Kehadiran Agama Hindu ke Indonesia menandai berakhirnya zaman prasejarah di Indonesia. Ciri-ciri peralihan zaman pra sejarah adalah dengan di kenalnya tulisan. Hal ini di buktikan dari beberapa prasasti yang ditemukan yang berasal dari Kerajaan Tarumanegara yang menggunakan tulisan Pallawa, tulisan asli India. Ini membuktikan bahwa, agama Hindu masuk ke Indonesia dan mengakhiri masa prasejarah di Indonesia, memasuki masa sejarah.
Pembawa Agama Hindu Masuk ke Indonesia
Banyak teori yang mengemukakan bagaimana Agama Hindu masuk ke Indoenesia. Teori-teori tentang pembawa masuknya agama Hindu ke Indonesia adalah:
Teori Brahmana
Teori Brahmana di kemukakan oleh Van Leur. Van Leur berpendapat bahwa Agama Hindu di bawa oleh para Brahmana atau para pendeta ke Indonesia ia berpendapat seperti itu karena para Brahmana lah yang mengetahui kitab weda. Selain itu, kaum Bhrahmana yang bertanggungjawab dalam penyebaran agama Hindu, termasuk ke Indonesia.
Teori Ksatria
Teori ke satria ini dikemukan oleh Majundar, Moekrji dan Nehru. Mereka mengatakan bahwa Agama Hindu di bawa oleh para prajurit India yang ingin menaklukan Indonesia lalu menyebarkan agama hindu. Tetapi melihat eksistensi kerajaan di Indonesia, tidak ada satupun kerajaan yang di bawah kekuasaan India, walaupun pengaruh India dalam kerajaan Hindu di Indonesia sangat kuat, karena bangsa Indonesia waktu itu menganut Agama Hindu.
Teori Waisya
Teori Waisya di kemukakan oleh Krom . Menurut Krom, Agama Hindu masuk ke Indonesia di bawa oleh para pedagang atau golongan waisya, Buktinya banyak pedagang dari India yang berdagang di indonesia lalu mereka menyebarkan agama hindu di Indonesia. Teori ini memang kuat, karena sejak zaman dahulu, bangsa-bangsa di nusantara di kenal sebagai pedangang dan pelaut ulung. Sehingga interaksi antara pedagang di nusantara dengan pedang India sangat memungkinkan.
Teori Sudra
Teori lainnya mengatakan bahwa Agama Hindu di bawa oleh para budak atau golongan sudra, mereka menyebarkan agama hindu karena ingin merubah nasib mereka. Orang-orang Sudra yang merupakan golongan terbawah dalam strata kasta Hindu masuk ke Indonesia untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Tapi, teori ini tidak terlalu kuat, karena secara rasional, pengaruh kaum Sudra untuk menyebarkan Agama Hindu tidak terlalu besar dalam mempengaruhi masyarakat di Nusantara
Teori Arus Balik
Teori arus balik ini menyatakan bahwa bangsa di Nusantara belajar agama hindu di India lalu menyebarkan kembali di Indonesia. Teori ini kuat, tetapi menurut catatan sejarah, orang-orang di nusantara baru belajar Agama Hindu ke India (pusat Agama Hindu) setelah beberapa kerajaan di Nusantara menganut Agama Hindu. Ini di buktikan dari sejarah kerajaan Sriwijaya, yang mengirim beberapa orang untuk belajar Agama Hindu di India.

RUMUS TRIGONOMETRI



Rumus Trigonometri


Walaupun sebelumnya dalam rumus matematika telah diberikan rumus-rumus dalam trigonometri pada artikel fungsi trigonometri, kali ini diberikan artikel bagaiman pembuktian rumus-rumus tersebut. Karena ada sebab ada akibat, sehingga kita juga harus tahu bagaiman cara membuktikan rumus.
bukti trigonometri

Rumus Jumlah dan Selisih Sudut

Dari gambar segitiga ABC berikut:
Screenshot_1
AD = b.sin α
BD = a.sin β
CD = a.cos β = b.cos α
Screenshot_2
Untuk mencari cos(α+β) = sin (90 – (α+β))°
Screenshot_3
Untuk fungsi tangens:
Screenshot_4
Sehingga, rumus-rumus yang diperoleh adalah:
Screenshot_5

Rumus Sudut Rangkap

Screenshot_6
Sehingga, rumus-rumus yang diperoleh adalah:
Screenshot_7
Penurunan dari rumus cos2α:
Screenshot_8

Rumus Perkalian Fungsi Sinus dan Kosinus

Dari rumus-rumus jumlah dan selisih dua sudut dapat diturunkan rumus-rumus baru sebagai berikut:
Screenshot_9
Sehingga, rumus-rumus yang diperoleh:
Screenshot_10

Rumus Jumlah dan Selisih Fungsi Sinus dan Kosinus

Dari rumus perkalian fungsi sinus dan kosinus dapat diturunkan rumus jumlah dan selisih fungsi sinus dan kosinus.
Screenshot_11
Maka akan diperoleh rumus-rumus:
Screenshot_12
Contoh-contoh soal:
(1) Tanpa menggunakan daftar, buktikan bahwa:
Screenshot_13
(2) Buktikan bahwa dalam segitiga ABC berlaku:
Screenshot_14
Semoga artikel Rumus Trigonometri dan Cara Memperolehnya dapat memberikan manfaat dan dapat dijadikan acuan mengenai pembuktian rumus-rumus yang lain. Artikel sebelumnya telah dibahas mengenai Persamaan dan Pertidaksamaan Trigonometri, Selamat Belajar.


KETENAGAKERJAAN



KETENAGAKERJAAN
KETENAGAKERJAAN
Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja.
Berdasarkan penduduknya
  • Tenaga kerja
Tenaga kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat bekerja dan sanggup bekerja jika tidak ada permintaan kerja. Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja, mereka yang dikelompokkan sebagai tenaga kerja yaitu mereka yang berusia antara 15 tahun sampai dengan 64 tahun.
  • Bukan tenaga kerja
Bukan tenaga kerja adalah mereka yang dianggap tidak mampu dan tidak mau bekerja, meskipun ada permintaan bekerja. Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja No. 13 Tahun 2003, mereka adalah penduduk di luar usia, yaitu mereka yang berusia di bawah 15 tahun dan berusia di atas 64 tahun. Contoh kelompok ini adalah para pensiunan, para lansia (lanjut usia) dan anak-anak.
Berdasarkan batas kerja
  • Angkatan kerja
Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang berusia 15-64 tahun yang sudah mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja, maupun yang sedang aktif mencari pekerjaan.
  • Bukan angkatan kerja
Bukan angkatan kerja adalah mereka yang berumur 10 tahun ke atas yang kegiatannya hanya bersekolah, mengurus rumah tangga dan sebagainya. Contoh kelompok ini adalah:
  1. anak sekolah dan mahasiswa
  2. para ibu rumah tangga dan orang cacat, dan
             para pengangguran sukarela
Berdasarkan kualitasnya
  • Tenaga kerja terdidik
Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki suatu keahlian atau kemahiran dalam bidang tertentu dengan cara sekolah atau pendidikan formal dan nonformal. Contohnya: pengacara, dokter, guru, dan lain-lain.
  • Tenaga kerja terlatih
Tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerjayang memiliki keahlian dalam bidang tertentudengan melalui pengalaman kerja. Tenaga kerja terampil ini dibutuhkan latihan secara berulang-ulang sehingga mampu menguasai pekerjaan tersebut. Contohnya: apoteker, ahli bedah, mekanik, dan lain-lain.
  • Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih
Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga kerja kasar yang hanya mengandalkan tenaga saja. Contoh: kuli, buruh angkut, pembantu rumah tangga, dan sebagainya
Masalah Ketenagakerjaan
Berikut ini beberapa masalah ketenagakerjaan di Indonesia.
  • Rendahnya kualitas tenaga kerja
Kualitas tenaga kerja dalam suatu negara dapat ditentukan dengan melihat tingkat pendidikan negara tersebut. Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia, tingkat pendidikannya masih rendah. Hal ini menyebabkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi rendah. Minimnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan rendahnya produktivitas tenaga kerja, sehingga hal ini akan berpengaruh terhadaprendahnya kualitas hasil produksi barang dan jasa.
  • Jumlah angkatan kerja yang tidak sebanding dengan kesempatan kerja
Meningkatnya jumlah angkatan kerja yang tidak diimbangi oleh perluasan lapangan kerja akan membawa beban tersendiri bagi perekonomian. Angkatan kerja yang tidak tertampung dalam lapangan kerja akan menyebabkan pengangguran. Padahal harapan pemerintah, semakin banyaknya jumlah angkatan kerja bisa menjadi pendorong pembangunan ekonomi.
  • Persebaran tenaga kerja yang tidak merata
Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia berada di Pulau Jawa. Sementara di daerah lain masih kekurangan tenaga kerja, terutama untuk sektor pertanian, perkebunan, dan kehutanan.Dengan demikian di Pulau Jawa banyak terjadi pengangguran, sementara di daerah lain masih banyak sumber daya alam yang belum dikelola secara maksimal.
Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia banyak mengakibatkan industri di Indonesia mengalami gulung tikar. Akibatnya, banyak pula tenaga kerja yang berhenti bekerja. Selain itu, banyaknya perusahaan yang gulung tikar mengakibatkan semakin sempitnya lapangan kerja yang ada. Di sisi lain jumlah angkatan kerja terus meningkat. Dengan demikian pengangguran akan semakin banyak.

 Teori Klasik Adam Smith
Menurut Mulyadi (2003), teori klasik menganggap bahwa manusialah sebagai faktor produksi utama yang menentukan kemakmuran bangsa-bangsa. Alasannya, alam (tanah) tidak ada artinya kalau tidak ada sumber daya manusia yang pandai mengolahnya sehingga bermanfaat bagi kehidupan. Dalam hal ini teori klasik Adam Smith (1729-1790) juga melihat bahwa alokasi sumber daya manusia yang efektif adalah pemula pertumbuhan ekonomi. Setelah ekonomi tumbuh, akumulasi modal (fisik) baru mulai dibutuhkan untuk menjaga agar ekonomi tumbuh. Dengan kata lain, alokasi sumber daya manusia yang efektif merupakan syarat perlu (necessary condition) bagi pertumbuhan ekonomi.
Teori Malthus
Sesudah Adam Smith, Thomas Robert Malthus (1766-1834) dianggap sebagai pemikir klasik yang sangat berjasa dalam pengembangan pemikiran-pemikiran ekonomi. Buku Malthus yang dikenal paling luas adalah Principles of Population. Menurut Mulyadi (2003), dari buku tersebut akan dilihat bahwa meskipun Malthus termasuk salah seorang pengikut Adam Smith, tidak semua pemikirannya sejalan dengan pemikiran Smith. Disatu pihak Smith optimis bahwa kesejahteraan umat manusia akan selalu meningkat sebagai dampak positif dari pembagian kerja dan spesialisasi. Sebaliknya, Malthus justru pesimis tentang masa depan umat manusia. Kenyataan bahwa tanah sebagai salah satu faktor produksi utama tetap jumlahnya. Dalam banyak hal justru luas tanah untuk pertanian berkurang karena sebagian digunakan untuk membangun perumahan, pabrik-pabrik dan bangunan lain serta pembuatan jalan. Menurut Malthus manusia berkembang jauh labih cepat dibandingkan dengan produksi hasil-hasil pertanian untuk memenuhi kebutuhan umat manusia. Malthus tidak percaya bahwa teknologi mampu berkembang lebih cepat dari jumlah penduduk sehingga perlu dilakukan pembatasan dalam jumlah penduduk. Pembatasan ini disebut Malthus sebagai pembatasan moral.
Teori Keynes
Kaum klasik percaya bahwa perekonomian yang dilandaskan pada kekuatan mekanisme pasar akan selalu menuju keseimbangan (equilibrium). Dalam posisi keseimbangan semua sumber daya, termasuk tenaga kerja, akan digunakan secara penuh (full-employed). Dengan demikian di bawah sistem yang didasarkan pada mekanisme pasar tidak ada pengangguran. Kalau tidak ada yang bekerja, daripada tidak memperoleh pendapatan sama sekali, maka mereka bersedia bekerja dengan tingkat upah yang lebih rendah. Kesediaan untuk bekerja dengan tingkat upah lebih rendah ini akan menarik perusahaan untuk memperkerjakan mereka lebih banyak. 
Kritikan Jhon Maynard Keynes (1883-1946) terhadap sistem klasik salah satunya adalah tentang pendapatnya yang mengatakan bahwa tidak ada mekanisme penyesuaian (adjustment) otomatis yang menjamin bahwa perekonomian akan mencapai keseimbangan pada tingkat penggunaan kerja penuh. Dalam kenyataan pasar tenaga kerja tidak bekerja sesuai dengan pandangan klasik di atas. Di manapun para pekerja mempunyai semacam serikat kerja (labor union) yang akan berusaha memperjuangkan kepentingan pekerja dari penurunan tingkat upah. Kalaupun tingkat upah diturunkan maka boleh jadi tingkat pendapatan masyarakat akan turun. Turunnya pendapatan sebagian anggota masyarakat akan menyebabkan turunnya daya beli masyarakat, yang pada gilirannya akan menyebabkan konsumsi secara keseluruhan akan berkurang. Berkurangnya daya beli masyarakat akan mendorong turunnya harga-harga. 
Teori Harrod-Domar
Teori Harrod-Domar dikenal sebagai teori pertumbuhan. Menurut teori ini dalam Mulyadi (2003), investasi tidak hanya menciptakan permintaan, tetapi juga memperbesar kapasitas produksi. Peran modal fisik di dalam model pertumbuhan sangat penting, akan tetapi kapasitas produksi hanya dapat meningkat bila sumber daya lain (modal fisik) membesar. Di samping itu dalam model pertumbuhan, jumlah penduduk yang besar tidak mengurangi pendapatan per kapita asalkan modal fisiknya meningkat. Model yang sama juga dikemukakan oleh model Solow di mana dalam model ini dipakai suatu fungsi produksi Cobb-Douglas. Angkatan kerja diasumsikan tumbuh secara geometris dan full employment selalu tercapai. Tetapi, dalam model ini pekerja sudah diperluaskan secara jelas sebagai salah satu faktor produksi, dan bukan sekedar pembagi (untuk memperoleh output pekerja). Dalam model ini juga dilihat substitusi antara modal fisik dan pekerja







KETENAGAKERJAAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP PEMBANGUNAN EKONOMI

Kesempatan kerja dapat diartikan sebagai permintaan tenaga kerja ( demand for labor ) , yaitu keadaan yang menggambarkan tersedianya lapangan kerja yang siap diisi oleh para penawar kerja (pencari kerja).
Hubungan antar jumlah penduduk , tenaga kerja angkatan kerja , kesempatan kerja, dan pengangguran adalah sebagai berikut :
a.      Pada dasarnya  seluruh penduduk yang ada pada suatu negaradapat dikelompokkan kedalam dua  kelompok :
1)    Tenaga kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat bekerja dan sanggup      bekerja jika ada permintaan kerja. misalnya 15 – 64 tahun
2)   Bukan tenaga kerja adalah mereka yang di anggap tidak mampu dan tidak mau bekerja, meskipun ada permintaan kerja.( UU tenaga kerja No. 13 tahun 2003. misalnya pensiunan, lansia dan anak-anak
b.      Tenaga kerja dibagi lagi kedalam 2 kelompok
1)  Angkatan kerja adalah kelompok masyarakat yang termasuk tenaga kerja ( usia 15 – 64 tahun) yang sedang mencari pekerjaan
2)    Bukan angkatan kerja adalah mereka yang termasuk tenaga kerja ( usia 15 – 64 tahun) tetapi mereka tidak bersedia bekerja.misalnya : anak sekolah dan mahasiswa, para ibu rumah tangga, para pengangguran sukarela
c.       Angkatan kerja dibagi lagi ke dalam dua kelompok yaitu:
1) Pekerja atau Employment adalah kelompok angkatan kerja yang benar-benar sudah mendapat pekerjaan
2)   Pengangguran atau Unenployment adalah kelompok angkatan kerja yang ingin bekerja , tetapi belum beruntung mendapat kesempatan untuk bekerja
d.      Pekerja ( employment ) di bagi 2 kelompok yaitu :
                 1.    Pekerja penuh ( full employment adalah mereka yang sudah ekerja dan minimal memenuhi
                      syarat- syarat sebagai pekerja penuh diantaranya :
a)      dilihat dari jam kerja minimal 40 jam perminggu
b)      dilihat dari segi upah minimumnya ( UMR)
c)      bekerja sesuai dengan keahlian dan pendidikannya
2.   Setengah pengangguran adalah mereka yang sudah bekerja, tetapi tidak memenuhi criteria sebagai pekerja penuh karena :
a.      jam kerjanya kurang
b.      di lingkungan dia bekerja, upahnya kurang dari UMR
c.       mereka yang bekerja tidk sesuaidengan dengan keahlian dan latar belakang pendidikan
d.      mereka yang produktifitasnya rendah sehingga pendapatannya masih dibawah standar
E.  Yang termasuk kelompok setengah pengangguran di bagi 4 kelompok yaitu :
               1)  Setengah pengangguran menurut jam kerja adalah mereka yang bekerja tetapi
           jam kerjanya kurang dan jam kerja standar yaitu kurang dari 7 jam kerja perhari/
           40 jam per  minggu
               2).  Setengah pengangguran menurut pendapatan adalah mereka yang bekerja tetapi
                      upah yang mereka peroleh kurang dari UMR
               3).   Setengah pengangguran menurut produktivitas adalah mereka yang bekerja tetapi
                      kemampuan menghasilkannya masih dibawah standar rata-rata pekerja lainnya
               4).   Setengah pengangguran menurut pendidikan dan jenis pekerjaan adalah mereka
                      yang bekerja tetapi tidak semua dengan latar belakang pendidikan dan keahlian